Tangerangsatu Bola – Manchester United kembali menelan pil pahit usai dipermalukan Brentford dengan skor 3-1 dalam lanjutan Liga Inggris, Sabtu (27/9) malam WIB. Matheus Cunha, penyerang Setan Merah, mengungkapkan betapa suramnya suasana ruang ganti tim pasca kekalahan tersebut.
Brentford tampil menggila di Gtech Community Stadium. Igor Thiago mencetak dua gol kilat yang membuat United tertekan sejak awal. Benjamin Sesko sempat memperkecil kedudukan, namun Bruno Fernandes gagal memanfaatkan peluang emas penalti. Mathias Jensen kemudian membenamkan harapan United dengan gol tambahan di masa injury time.
Kekalahan ini memperpanjang catatan buruk United, hanya meraih satu kemenangan dalam enam laga terakhir. Cunha tak bisa menyembunyikan kekecewaannya.
Jalannya pertandingan memperlihatkan Brentford sangat efektif memanfaatkan celah di pertahanan United. Dua gol Thiago dalam 20 menit pertama memaksa pelatih Ruben Amorim melakukan perubahan taktis lebih awal. Sesko sempat memberikan harapan dengan golnya menjelang jeda.
Namun, momentum itu sirna ketika Fernandes gagal mengeksekusi penalti. Tendangannya terlalu lemah dan mudah ditepis kiper Caoimhin Kelleher. Jensen kemudian memastikan kemenangan Brentford dengan tembakan keras dari luar kotak penalti.
Amorim mengaku tidak khawatir dengan posisinya, fokusnya adalah bekerja sebaik mungkin selama diberi kepercayaan. Namun, Cunha meluapkan frustrasinya. Ia menggambarkan suasana ruang ganti sangat buruk dan sulit diterima.
"Kami semua tahu betapa pentingnya mengenakan seragam Manchester United, tetapi performa kami di lapangan tidak mencerminkan itu," ujar Cunha. "Setiap pemain seharusnya bisa melakukan lebih banyak."
Cunha menambahkan bahwa mencari alasan tidak ada gunanya. Brentford bermain lebih bugar, lebih cepat, dan mampu memanfaatkan peluang. Tanggung jawab tetap berada di pundak para pemain Manchester United karena tidak menunjukkan level permainan yang seharusnya.
Kekalahan ini menjadi yang ketiga bagi Manchester United dalam enam pertandingan awal Liga Inggris, membuat musim mereka semakin berat di tengah ketatnya persaingan.
Editor: Diana 14
