MU Terjebak! Ultimatum Amorim Jadi Mimpi Buruk?

MU Terjebak! Ultimatum Amorim Jadi Mimpi Buruk?

Tangerangsatu Bola – Manchester United kini merasakan getirnya keputusan tergesa-gesa. Ultimatum "sekarang atau tidak sama sekali" yang mereka berikan kepada Ruben Amorim, berpotensi menjadi bumerang yang menghantui Old Trafford.

Usai berpisah dengan Erik ten Hag, Setan Merah langsung kepincut dengan Ruben Amorim, dengan harapan ia bisa membawa era kejayaan baru. Amorim sendiri sebenarnya ingin menuntaskan tugasnya di Sporting hingga akhir musim 2024/25. Ia ingin membangun fondasi yang kokoh, menyusun skuad sesuai visinya, dan menjalani pramusim penuh sebelum memulai petualangan di Manchester.

MU Terjebak! Ultimatum Amorim Jadi Mimpi Buruk?
Gambar Istimewa : gilabola.com

Namun, United tak sabar. Mereka memberikan ultimatum yang memaksa Amorim menerima tawaran di tengah musim. Sebuah perjudian besar yang, sayangnya, berujung pahit.

Secara teori, langkah ini bisa dibenarkan jika hasilnya memuaskan. Kedatangan lebih awal seharusnya memberikan Amorim waktu untuk beradaptasi, menguji sistem, dan menanamkan idenya kepada para pemain.

Namun, kenyataan berkata lain. Musim 2024/25 menjadi salah satu yang terburuk dalam sejarah klub. Liga terasa hambar di bulan-bulan terakhir, dan fokus beralih ke Liga Europa. Sayang, harapan itu pupus di tangan Tottenham, tim yang kerap dicap sebagai "nyaris juara".

Bayangkan jika Amorim datang di musim panas, dengan status pelatih baru yang penuh semangat dan reputasi juara. Dukungan besar, transfer pemain yang tepat, dan atmosfer positif dari pramusim bisa menjadi landasan kuat untuk memulai "Era Amorim".

Kini, metode Amorim justru lekat dengan citra tim terburuk United dalam 51 tahun terakhir. Tugas berat menanti Amorim untuk meyakinkan pemain bahwa sistem yang sempat membawa mereka ke titik nadir, justru bisa menjadi kunci kebangkitan.

Amorim masih memiliki kesempatan untuk membalikkan keadaan. Namun, ia membutuhkan hasil nyata, dan itu harus segera datang. Sir Jim Ratcliffe boleh saja mencoba melupakan musim lalu, tetapi bagi para penggemar dan pemain, memori pahit itu masih segar dalam ingatan.

Editor: Diana 14

Ikuti Kami di Google News:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *