Tangerangsatu Bola – Kekalahan dramatis Italia dari Jerman di UEFA Nations League meninggalkan rasa getir bagi para tifosi. Dua leg pertandingan yang diwarnai drama dan kontroversi berujung pada mimpi buruk Azzurri. Pertandingan ini akan dikenang sebagai salah satu momen terberat dalam sejarah sepak bola Italia. Dari kesalahan fatal di bola mati hingga keputusan VAR yang kontroversial, mari kita ulas perjalanan pahit Italia di Milan dan Dortmund.
Di leg pertama, Italia tampak terpuruk di babak pertama, seakan kehilangan arah di lapangan. Namun, babak kedua memberikan secercah harapan, meski akhirnya tak cukup untuk membalikkan keadaan. Begitu pula di leg kedua, Italia nyaris memaksakan perpanjangan waktu, andai saja keputusan VAR tidak membatalkan peluang emas di menit-menit akhir.
Salah satu poin penting yang perlu disoroti adalah bencana yang terjadi saat menghadapi bola mati. Set-piece menjadi mimpi buruk bagi pertahanan Italia. Gol kedua Jerman menjadi bukti nyata betapa rapuhnya pertahanan Azzurri saat menghadapi situasi ini. Kesalahan fatal Gigio Donnarumma yang meninggalkan gawang kosong hingga memudahkan Jamal Musiala mencetak gol menjadi sorotan utama. Setiap tendangan sudut atau tendangan bebas Jerman membuat lini belakang Italia tampak panik dan tak terorganisir.
Absennya Federico Dimarco juga terasa dampaknya. Pemain Inter Milan ini merupakan bagian penting dalam skema taktik baru Italia, terutama dengan kemampuan ofensifnya. Kehadirannya mungkin tak menjamin kemenangan, namun bisa mengurangi tekanan dan menambah ancaman bagi pertahanan lawan.
Di tengah kekecewaan, ada seceruk cahaya. Sandro Tonali menunjukkan performa apik, terutama di leg pertama dengan golnya yang sempat membangkitkan asa. Moise Kean juga tampil tenang saat mendapat peluang, meski suplai bola yang minim menghambat performa maksimalnya.
Namun, kontroversi VAR kembali menjadi perdebatan panas. Keputusan wasit Szymon Marciniak yang membatalkan penalti untuk Italia setelah meninjau ulang insiden antara Nico Schlotterbeck dan Giovanni Di Lorenzo memicu kemarahan para penggemar. Sentuhan Schlotterbeck terhadap bola sebelum kontak dengan Di Lorenzo nyaris tak terlihat, namun keputusan tersebut cukup untuk membatalkan penalti dan membuat fans Italia merasa dirugikan.
Meskipun tersingkir, ada hal positif yang bisa dipetik. Kebangkitan di babak kedua menunjukkan bahwa Italia masih mampu bersaing dengan tim besar. Namun, masalah di pertahanan dan kurangnya agresivitas di lini depan harus segera dibenahi agar Azzurri bisa kembali menjadi kekuatan dominan di kancah sepak bola dunia.
Editor: Diana 14
