Tangerangsatu Bola – Musim ini menjadi ujian berat bagi Carlo Ancelotti di Real Madrid. Cedera pemain dan jadwal padat memaksanya berpikir keras agar Los Blancos tetap bersaing di La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions. Meskipun demikian, Ancelotti tetap menuai kritik. Beberapa pihak menilai ia terlalu bergantung pada pemain tertentu dan kurang memberikan kesempatan pada pemain muda seperti Arda Güler atau Endrick. Lucas Vazquez, yang performanya sering dipertanyakan, juga tetap menjadi pilihan utama, terutama di posisi bek kanan. Keengganan Ancelotti merotasi pemain dan mengubah taktik dinilai menghambat perkembangan permainan Real Madrid.
Namun, di tengah badai kritik, Ancelotti tetap tenang dan profesional. Ia menghadapi tantangan dengan skuad terbatas, tanpa tambahan pemain baru di bursa transfer Januari. Meskipun mungkin ada kekhawatiran internal, Ancelotti secara terbuka menerima keputusan manajemen dan fokus pada tugasnya.
Situasi semakin pelik menjelang laga melawan Valencia. Thibaut Courtois dan Andriy Lunin, dua penjaga gawang utama, cedera. Courtois masih bermasalah dengan lututnya, sementara Lunin mengalami cedera otot betis. Akibatnya, Fran Gonzalez, kiper muda 19 tahun, berpeluang debut senior.
Gonzalez, kiper utama tim cadangan yang dilatih Raul, dipuji karena refleks dan kemampuannya menghadapi bola udara. Namun, ia masih perlu meningkatkan kemampuan bermain kaki, aspek krusial dalam sepak bola modern. Meski demikian, pelatih kiper Luis Llopis yakin dengan potensinya. Debut Gonzalez melawan Valencia bisa menjadi titik balik kariernya, terutama mengingat laga penting melawan Arsenal juga menanti. Ancelotti, dengan segala tekanan dan keterbatasannya, menunjukkan kehebatannya dalam mengelola tim dan memaksimalkan potensi pemain yang ada. Kisah ini bukan hanya tentang strategi, tetapi juga tentang kepemimpinan dan kepercayaan pada pemain muda. Mungkin inilah kunci kesuksesan Ancelotti yang terkadang luput dari sorotan.
Editor: Diana 14
