Tangerangsatu Bola – Marcus Rashford dan Antony, dua pemain Manchester United yang kini bersinar di klub barunya, menjadi bukti nyata kegagalan Ruben Amorim dalam memanfaatkan potensi pemain bintang. Setelah dilepas sebagai pemain pinjaman pada bursa transfer Januari lalu, keduanya menunjukkan performa yang jauh lebih baik.
Rashford, yang kini membela Aston Villa, tampil luar biasa. Ia kembali ke performa terbaiknya, bahkan kembali masuk skuad timnas Inggris. Kontribusinya sangat vital bagi Aston Villa yang tengah berjuang di perempat final Liga Champions dan semifinal Piala FA. Kisah serupa juga dialami Antony di Real Betis. Pemain asal Brasil ini merasa kepindahannya ke Spanyol adalah keputusan terbaik dalam kariernya. Performa konsistennya membuat Real Betis berharap bisa mempermanenkan statusnya, meskipun harga transfer menjadi kendala.

Tren ini bukan hanya terjadi pada Rashford dan Antony. Anthony Elanga, yang mencetak gol kemenangan untuk Nottingham Forest saat melawan mantan klubnya, juga menunjukkan peningkatan signifikan. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: apa yang sebenarnya terjadi di Manchester United?
Ruben Amorim berdalih tekanan di Manchester United terlalu besar bagi sebagian pemain. Namun, pendapat ini dibantah oleh beberapa pengamat, termasuk Gary Lineker yang mengingatkan bahwa Rashford pernah mencetak 30 gol di musim 2022/2023. Tekanan, menurut Lineker, bukanlah alasan yang cukup untuk menjelaskan kegagalan Amorim dalam memaksimalkan potensi pemain.
Stephen Warnock, mantan pemain Liverpool dan Aston Villa, memiliki pandangan berbeda. Ia menilai Amorim gagal menempatkan Rashford pada posisi yang tepat. Sebaliknya, Unai Emery di Aston Villa berhasil melihat potensi Rashford dan memberikan peran yang sesuai. Warnock memuji kemampuan Emery dalam mengembangkan pemahaman pemain akan sepak bola melalui pelatihan yang detail.
Formasi 3-4-3 andalan Amorim diduga tidak cocok dengan gaya bermain Rashford dan Antony, membuat keduanya kesulitan bersinar di Manchester United. Kini, masa depan keduanya di klub barunya tampak cerah, dengan Villa dan Betis diprediksi akan berupaya untuk mempermanenkan status mereka.
Namun, peningkatan performa pemain-pemain yang meninggalkan Manchester United menimbulkan pertanyaan mendalam. Apakah ini murni masalah taktik, atau ada masalah yang lebih serius di manajemen klub yang perlu segera dibenahi? Pertanyaan ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi manajemen Manchester United.
Editor: Diana 14