Tangerangsatu Bola – Juventus kini berada di bawah pengawasan ketat UEFA setelah badan sepak bola tertinggi Eropa itu secara resmi membuka penyelidikan terkait dugaan pelanggaran Financial Fair Play (FFP) untuk periode keuangan 2022-2025. Pemberitahuan resmi telah diterima klub asal Turin tersebut pada 18 September lalu, mengonfirmasi dimulainya proses investigasi.
UEFA menyoroti potensi ketidaksesuaian dalam laporan keuangan Juventus selama tiga tahun terakhir. Mereka ingin memastikan apakah "Si Nyonya Tua" melampaui batas kerugian maksimal yang diperbolehkan, yakni sekitar Rp 1,16 Triliun dalam periode tersebut. Aturan ini memungkinkan penambahan hingga Rp 193 Miliar per tahun jika klub memenuhi empat parameter keuangan yang sehat.

Juventus sendiri mengakui bahwa hasil penyelidikan ini berpotensi menghasilkan sanksi, baik berupa denda maupun hukuman olahraga. Salah satu opsi yang dipertimbangkan UEFA adalah pembatasan pendaftaran pemain baru untuk kompetisi Eropa. Meski demikian, klub menegaskan komitmennya untuk mematuhi kewajiban pembayaran tepat waktu kepada pihak ketiga.
Kasus ini menambah rentetan masalah finansial yang dihadapi Juventus. Sebelumnya, klub juga terlibat dalam kasus "plusvalenza" atau manipulasi nilai transfer pemain, yang berujung pada pengurangan poin di Serie A dan absennya mereka di kompetisi Eropa musim 2023/2024.
Juventus mencatatkan kerugian sebesar Rp 1,12 Triliun untuk tahun fiskal yang berakhir pada 30 Juni 2025. Meskipun lebih baik dari tahun sebelumnya, klub belum mencatatkan keuntungan bersih sejak musim 2016-2017. Kondisi ini memperkuat alasan UEFA untuk melakukan pemeriksaan mendalam terhadap stabilitas keuangan klub.
Manajemen Juventus menyatakan bahwa keputusan akhir dari penyelidikan akan mempertimbangkan proyeksi kinerja keuangan di tahun berjalan dan rencana masa depan. Mereka menilai potensi denda yang dijatuhkan mungkin tidak signifikan, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya pembatasan aktivitas di kompetisi UEFA.
Para suporter Juventus pun merasa khawatir dengan potensi sanksi UEFA yang dapat menghambat ambisi klub untuk bersaing di level tertinggi Eropa. Saat ini, Juventus berada di posisi kelima klasemen Serie A dengan 12 poin dari enam pertandingan.
UEFA menegaskan bahwa aturan FFP diberlakukan untuk menjaga keseimbangan keuangan klub dan mencegah praktik yang berisiko terhadap stabilitas jangka panjang. Investigasi terhadap Juventus adalah langkah rutin terhadap klub yang menunjukkan penyimpangan dari batas toleransi kerugian.
Selain denda, media Italia melaporkan bahwa Juventus juga bisa dilarang tampil di kompetisi Eropa jika terbukti melakukan pelanggaran serius. Sanksi serupa pernah diberlakukan kepada klub lain yang melanggar regulasi keuangan. Hasil penyelidikan UEFA diharapkan keluar pada musim semi tahun depan.
Editor: Diana 14