Tangerangsatu Bola – Sorotan tajam kembali menghantam Ruben Amorim usai Manchester United dipermalukan Brentford. Hanya 9 kemenangan dari 33 laga Premier League, 17 kekalahan, persentase kemenangan Amorim jadi mimpi buruk bagi Setan Merah sejak sebelum Perang Dunia II. Dukungan suporter menipis, analis dan legenda klub sepakat: waktunya akhiri eksperimen Amorim!
Mengapa Era Amorim Harus Berakhir?

- Taktik Kaku, Anti Evolusi: Amorim keras kepala dengan formasi 3-4-3. Di konferensi pers, ia bersikeras tak ada opsi lain. Hasil buruk tak mengubah pendiriannya. Pramusim penuh dan tanpa kompetisi Eropa seharusnya cukup untuk implementasi filosofi, tapi pemain tak kunjung paham.
- Singkirkan Talenta: Nama besar terpinggirkan. Kobbie Mainoo minta dipinjamkan karena merasa tak dibutuhkan. Marcus Rashford dan Alejandro Garnacho dipaksa keluar posisi ideal, Rasmus Hojlund dianggap tak cocok taktik. Bakat-bakat potensial terbuang sia-sia.
- Momentum? Mimpi!: Amorim sempat bicara soal pentingnya momentum usai menang lawan Chelsea. Faktanya? MU tak pernah menang beruntun di liga di bawah arahannya. Tanpa tren positif, sulit berharap tiket ke Eropa.
- Kesalahan Elementer: Blunder fatal Altay Bayindir dan Andre Onana, Harry Maguire salah posisi, Bruno Fernandes gagal penalti di momen krusial. Amorim mengaku kesalahan sudah diantisipasi di latihan, tapi terus berulang di pertandingan.
- Statistik Menyedihkan: Hanya 34 poin dari 33 laga, rata-rata 1,03 poin per pertandingan. Jika tren berlanjut, MU bisa terjerembab di papan bawah. Manchester City bahkan mengejek dengan nyanyian degradasi!
- Atmosfer Negatif: Komentar Amorim memperburuk suasana. Ia menyebut timnya terburuk sepanjang sejarah MU usai kalah dari Brighton. Beban sejarah klub membuat pemain tak lepas. Alih-alih motivasi, mental tim justru hancur. Ia bahkan sempat mengisyaratkan ingin pergi usai tersingkir dari Grimsby.
Enam alasan ini cukup jelas: Manchester United butuh perubahan besar. Masa depan klub hanya bisa diselamatkan jika manajemen berani mengakhiri kerja sama dengan Ruben Amorim dan mencari pelatih baru yang mampu mengembalikan kejayaan tim.
Editor: Diana 14