Tangerangsatu Bola – Legenda Manchester United, Gary Neville, melontarkan kritik pedas terhadap Ruben Amorim usai kekalahan memalukan 3-1 dari Brentford. Neville menilai Amorim melakukan kesalahan fatal yang membuat performa tim semakin terpuruk.
Neville mengaku sangat khawatir dengan minimnya perkembangan MU di bawah asuhan Amorim. Dari tujuh laga awal musim, Setan Merah hanya mampu meraih dua kemenangan. Kekalahan dari Brentford juga memperpanjang rekor buruk MU yang belum mampu mencatat kemenangan beruntun sejak Amorim menggantikan Erik ten Hag.

Dengan hanya mengumpulkan 34 poin dari 33 laga, MU masih jauh dari harapan. Neville menyoroti keputusan taktis Amorim yang dianggap memperburuk keadaan, terutama penempatan Mason Mount sebagai bek sayap kiri. Menurutnya, hal ini membuat tim kehilangan arah dan konsistensi.
Dalam analisisnya di NBC Sports, Neville mengungkapkan kekhawatirannya terhadap arah tim. Perubahan formasi dari tiga bek ke lima bek yang terus berubah setiap pertandingan dinilai tidak efektif. Keputusan memainkan Mount di posisi bek sayap kiri, bahkan dua kali dalam waktu dekat, dianggap sebagai kesalahan yang tak bisa diterima.
Neville juga menyoroti kekalahan dari Grimsby di Carabao Cup sebagai bukti bahwa keputusan taktis Amorim seringkali tidak tepat sasaran. Meskipun enggan meminta pemecatan pelatih, Neville merasa manajemen klub pasti menuntut perubahan signifikan jika tren buruk ini berlanjut.
Menanggapi kritik tersebut, Amorim tetap tenang dan menegaskan bahwa masa depannya bukanlah hal yang membuatnya cemas. Ia hanya berusaha memberikan yang terbaik selama masih dipercaya di Old Trafford. Sementara itu, bek MU, Matthijs de Ligt, membela sang manajer dan menilai terlalu mudah menyalahkan pelatih, padahal para pemainlah yang berada di lapangan. De Ligt berpendapat kurangnya fokus dan konsentrasi di momen penting menjadi penyebab utama kebobolan.
Situasi ini semakin memanaskan perdebatan. Manchester United kini berada di bawah tekanan besar untuk segera bangkit dan memperbaiki hasil buruk.
Editor: Diana 14