Tangerangsatu Bola – Manchester United baru saja mengumumkan rekor pendapatan yang fantastis, mencapai Rp 15 Triliun! Angka ini diraih meski performa tim di lapangan kurang memuaskan. Laporan keuangan kuartal keempat yang berakhir Juni 2025 menunjukkan pendapatan Rp 3,67 Triliun, mendorong total pendapatan tahunan ke angka yang memukau.
Namun, jangan terlalu berharap Setan Merah akan jor-joran di bursa transfer Januari mendatang. Aturan Profit and Sustainability Rules (PSR) tetap menjadi penghalang. Meskipun kondisi finansial klub terlihat sehat, aturan ini membatasi ruang gerak MU untuk mendatangkan pemain baru.

Musim lalu, MU hanya mampu finish di posisi ke-15 Liga Inggris dan gagal meraih juara di final Liga Europa. Tetapi, dari sisi bisnis, klub tetap mampu menghasilkan keuntungan besar dari sektor komersial dan pertandingan. Pendapatan komersial mencapai Rp 1,98 Triliun pada kuartal tersebut, dengan total Rp 7,46 Triliun sepanjang tahun fiskal 2025. Sementara itu, pendapatan dari pertandingan mencapai Rp 833 Miliar, dengan total tahunan Rp 3,4 Triliun.
CEO Manchester United, Omar Berrada, menegaskan komitmen klub untuk mematuhi aturan PSR Premier League dan Financial Fair Play UEFA. Ia juga menyebutkan bahwa klub terus berinvestasi dalam infrastruktur, termasuk renovasi fasilitas latihan tim utama pria di Carrington senilai Rp 1,1 Triliun. Rencana pembangunan stadion baru di Old Trafford juga terus berjalan.
Meskipun mencatat rekor pendapatan, MU juga mengalami kerugian bersih sebesar Rp 412 Miliar. Situasi ini membuat aktivitas transfer besar-besaran di Januari menjadi sulit terwujud. Klub harus berhati-hati agar tidak melanggar aturan PSR yang membatasi kerugian maksimal Rp 2,35 Triliun dalam tiga tahun.
Oleh karena itu, penjualan pemain diprediksi akan menjadi kunci utama jika MU ingin aktif di bursa transfer Januari atau akhir musim nanti. Sama seperti bursa transfer musim panas lalu, melepas pemain akan memberikan ruang bagi klub untuk mendatangkan amunisi baru.
Editor: Diana 14







