Tangerangsatu Bola – Legenda Juventus, David Trezeguet, membuka lembaran kisah yang hampir terjadi. Bomber Prancis itu mengaku nyaris berseragam Barcelona pada tahun 2004. Transfer itu urung terjadi karena satu sosok penting.
Trezeguet, yang datang ke Juventus dari AS Monaco pada musim panas 2000, langsung menjelma menjadi idola di Turin. Antara tahun 2000 dan 2004, ia sukses mengantarkan Juve meraih dua gelar Serie A, terpilih dalam Tim Terbaik UEFA, dan menyabet gelar Pemain Terbaik Serie A.

Dengan torehan 171 gol dalam lebih dari 300 penampilan, Trezeguet mengukuhkan diri sebagai salah satu legenda Juventus. Namun, tahun 2004 hampir mengubah segalanya. Ia mengungkapkan bahwa kepindahannya ke Barcelona hanya tinggal selangkah lagi.
"Fabio (Capello) menelepon saya pada tahun 2004, ketika saya seharusnya bisa pergi ke Barcelona. Dia bertanya, ‘Mau ke mana kamu?’," ungkap Trezeguet, seperti dilansir Mundo Deportivo.
Capello, yang sebelumnya melatih AS Roma, akan mengambil alih kursi pelatih kepala di Juventus. Ia ingin memastikan Trezeguet tetap bersamanya di Turin. Kehadiran Capello menjadi faktor penentu yang membuat Trezeguet mengurungkan niatnya untuk pindah ke Camp Nou.
Loyalitas Trezeguet kepada Juventus terus berlanjut, bahkan ketika Juve terdegradasi ke Serie B pada musim 2006-2007 akibat kasus pengaturan skor. Ia memilih untuk bertahan dan menunjukkan komitmennya.
"Pada tahun 2006, saya merasa perlu untuk membalas budi kepada klub, atas apa yang telah mereka berikan kepada saya. Klub yang telah sangat baik kepada saya," kenang Trezeguet.
Meskipun Barcelona bisa saja menjadi pelabuhan berikutnya, jalan Trezeguet tetap terikat pada Juventus, dan ia berhasil menciptakan warisan yang bertahan selama satu dekade. Kisah yang hampir terjadi, namun loyalitas berbicara lain.
Editor: Diana 14