Tangerangsatu Bola – Pertemuan Arsenal vs Real Madrid di perempat final Liga Champions bukan sekadar laga penting bagi The Gunners. Ini juga menjadi panggung bagi Martin Odegaard untuk membuktikan diri, khususnya di hadapan Carlo Ancelotti, pelatih yang pernah meragukannya.
Ingat kisah Odegaard muda yang direkrut Real Madrid pada 2015? Ancelotti, dalam buku "Quiet Leadership"-nya, mengungkapkan transfer itu lebih karena tekanan Florentino Perez ketimbang kebutuhan tim. Odegaard, meski berpotensi besar, bukanlah pemain incaran Ancelotti. Ia bahkan menyebut ada delapan gelandang lain yang lebih diprioritaskan ketimbang Odegaard. Setelah beberapa kali dipinjamkan, Odegaard akhirnya dijual ke Arsenal pada 2021.
Di Arsenal, Odegaard sempat bersinar. Namun, setelah cedera engkel September lalu, performanya menurun drastis. Kritik pun berdatangan. Mantan bek Arsenal, William Gallas, menilai Odegaard tak lagi sama seperti dua musim terakhir. John Arne Riise, mantan pemain Liverpool asal Norwegia, menambahkan bahwa tekanan mungkin membuat Odegaard terlalu hati-hati dan kehilangan permainan alaminya.
Odegaard sendiri mengakui belum tampil maksimal, terutama dalam urusan mencetak gol. Lima gol dari 34 laga musim ini jauh dari catatan dua digit golnya di dua musim sebelumnya.
Kini, dengan Liga Champions di depan mata, Odegaard punya kesempatan emas untuk membungkam kritik dan menunjukkan kualitasnya di panggung Eropa. Ini bukan hanya soal membuktikan diri kepada Arsenal dan para penggemar, tetapi juga untuk menjawab keraguan Ancelotti yang pernah meragukannya. Akankah Odegaard mampu memberikan balasan manis di hadapan mantan pelatihnya? Kita tunggu saja.
Editor: Diana 14
