PSG: Misi Luis Enrique Sukses! Dari Tim Bintang Jadi Mesin Perang!

Tangerangsatu Bola – Delapan bulan lalu, Luis Enrique menegaskan kedatangannya ke Paris Saint-Germain (PSG) bukan untuk langsung meraih Liga Champions. Ia punya misi lebih besar: membangun tim yang solid, bukan sekadar kumpulan bintang. Pernyataan ini menjadi landasan perubahan besar di PSG pasca-era Kylian Mbappe. Klub yang identik dengan pemain bintang dan ego individual kini bertransformasi menuju kerja sama tim, permainan sederhana, dan pengembangan pemain muda.

Awalnya, Enrique memprediksi butuh dua tahun untuk mencapai tujuannya. Ia ingin menciptakan tim yang bermain dengan semangat kolektif, kerja keras, dan saling mendukung. Namun, keajaiban terjadi lebih cepat dari perkiraan. Saat PSG memastikan gelar Ligue 1 ke-13, pelatih Angers, Alexandre Dujeux, memuji permainan PSG yang indah, mengatakan semua pemain menyerang dan bertahan bersama-sama.

PSG:  Misi Luis Enrique Sukses! Dari Tim Bintang Jadi Mesin Perang!
Gambar Istimewa : gilabola.com

Perjalanan Enrique di PSG bisa dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama adalah adaptasi dengan keberadaan Mbappe dan tekanan yang menyertainya. Fase kedua, mulai Agustus 2024 hingga awal 2025, Enrique fokus membangun pola permainan, mencari penyerang ideal, dan membentuk mental juang tim. Pemain muda seperti Vitinha, Bradley Barcola, Desire Doue, dan Willian Pacho menjadi kunci dalam proses ini. Fase ini tak selalu mulus, PSG sempat mendapat kritik karena kesulitan di Liga Champions dan beberapa hasil imbang mengejutkan di liga domestik. Namun, Enrique tetap konsisten dengan strateginya.

Di balik layar, Enrique melaporkan progres positif kepada petinggi klub. Pemain mulai memahami taktiknya, latihan semakin intensif, analisis video lebih detail, dan hasilnya terlihat nyata. Perubahan signifikan terjadi saat Ousmane Dembele dipasang sebagai penyerang tengah sejak Desember. Performa PSG meningkat drastis setelahnya, mengalahkan Lyon dan Monaco secara beruntun, dan kemudian tampil dominan di Liga Champions dan Ligue 1, mengalahkan tim-tim kuat seperti Manchester City, VfB Stuttgart, Brest, Monaco, dan Lille dengan skor telak. Kedatangan Khvicha Kvaratskhelia menambah daya gedor PSG. Di lini tengah, Vitinha, Joao Neves, dan Fabian Ruiz menunjukkan kecerdasan menggantikan kekuatan fisik. Ruiz bahkan tak terkalahkan dalam 50 laga terakhirnya di liga bersama PSG.

Puncaknya adalah penampilan gemilang melawan Liverpool di babak 16 besar Liga Champions. PSG melepaskan 48 tembakan dengan 4,41 Expected Goals (xG), jauh di atas Liverpool (21 tembakan dan 1,86 xG). Ini menjadi salah satu penampilan terbaik PSG musim ini.

Luis Enrique, yang teguh pada idenya, kini melihat timnya mulai sesuai dengan visi awalnya. Dari sekadar kumpulan bintang, PSG telah menjelma menjadi mesin perang yang solid dan menakutkan.

Editor: Diana 14

Ikuti Kami di Google News:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *