Tangerangsatu Bola – Kedatangan Kylian Mbappé ke Real Madrid memang bagai mimpi jadi nyata. Skuad bertabur bintang semakin mewah, tapi muncul pertanyaan: bisakah Xabi Alonso meramu tim ini jadi harmoni yang mematikan, bukan malah bom waktu?
Dua musim terakhir bagai rollercoaster bagi Madrid. Kepergian Karim Benzema sempat membuat cemas, namun munculnya Jude Bellingham, Vinícius Júnior, dan pemain senior seperti Dani Carvajal serta Toni Kroos mampu membawa tim meraih gelar ganda. Kedatangan Mbappé seolah melengkapi kepingan terakhir.
Namun, badai cedera, performa yang tak konsisten, dan performa apik Barcelona sempat membuat Madrid goyah. Mbappé sempat kesulitan di awal musim, sementara Vinícius justru menurun.
Kini, di bawah arahan Xabi Alonso, Madrid menunjukkan harapan baru. Alonso lebih terlibat dalam scouting, analisis lawan, dan penerapan taktik. Hasilnya, pressing tinggi, pertahanan kokoh, dan bola mati mematikan menjadi ciri khas baru Madrid.
Namun, ujian sesungguhnya ada di bulan Maret-Mei, saat Liga Champions memasuki fase krusial. Mampukah Madrid melewati hadangan tim-tim elite Eropa?
Hilangnya sosok Kroos dan Modrić di lini tengah menjadi tantangan tersendiri. Madrid mencoba mengandalkan Ceballos dan Güler, namun keduanya belum mampu menggantikan peran seniornya.
Alonso kemudian memilih mengembangkan Arda Güler sebagai "penyihir" lini tengah. Kombinasinya dengan Bellingham memberikan keseimbangan baru. Fokus pun dialihkan ke posisi wing-back dan bek tengah.
Güler menunjukkan dampak luar biasa meski baru bermain sebentar. Ia mencatatkan assist per 90 menit tertinggi di La Liga dan key pass terbanyak di lima liga top Eropa.
Namun, masalah mewah muncul: bagaimana memberikan peran ideal bagi semua pemain hebat? Valverde, misalnya, harus rela bermain lebih dalam untuk menyeimbangkan tim.
Tantangan Alonso adalah menyatukan semua kepingan puzzle ini, memastikan semua bintang bersinar tanpa saling menutupi. Proses menuju puncak sedang berjalan, dan menarik untuk melihat bagaimana Alonso meramu Real Madrid menjadi kekuatan yang tak terhentikan.
Editor: Diana 14
